Teknik Budidaya Jeruk Pacitan
Salah satu varietas jeruk manis (Citrus sinensis) yang banyak disukai di Indonesia adalah varietas Pacitan. Jeruk manis Pacitan adalah yang paling manis dari tandannya; rasanya manis bahkan sebelum benar-benar matang, membuatnya dijuluki jeruk "bayi". Jeruk manis Pacitan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jeruk keprok, antara lain adaptasi lingkungan yang lebih luas, pertumbuhan yang lebih cepat, produksi yang lebih tinggi, pemeliharaan yang relatif lebih mudah, dan kesesuaian untuk pelestarian lahan karena tajuknya yang lebih lebar dan padat. Jika pengembangan dan budidaya dilakukan secara efektif dan benar mulai dari pemilihan lokasi, penyediaan bibit unggul, pemeliharaan tanaman, hingga operasi pemanenan, usahatani jeruk manis Pacitan akan memperoleh keuntungan yang maksimal dalam jangka panjang.
pemilihan lokasi
Karena toleransi iklimnya yang luas, jeruk manis Pacitan dapat tumbuh di mana saja dari dataran rendah hingga dataran tinggi, pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Kondisi ideal untuk tanaman ini adalah sinar matahari penuh (tanpa bayangan), suhu antara 13 dan 35 derajat Celcius, curah hujan tahunan 1.500 dan 2.500 milimeter, dan bulan kering (kurang dari 60 milimeter) berlangsung antara 2 dan 6 bulan (optimal 3 – 4 bulan berturut-turut). Tanah yang ideal memiliki tekstur lempung berpasir, pH 6,5, lapisan tanah tebal memanjang hingga kedalaman 150 cm tanpa adanya lapisan kedap air, dan kedalaman air tanah sekitar 75 cm.
Pemilihan bibit
Benih jeruk yang berkualitas tinggi adalah yang seperti induknya, bebas dari penyakit sistemik tertentu, dan tahapan proses produksi didasarkan pada program pemantauan dan sertifikasi benih yang relevan. Pilih bibit berkualitas tinggi yang bebas penyakit, diproduksi dalam polybag, memiliki batang atas lurus dan batang bawah, diameter batang bawah kurang dari satu sentimeter, tingginya 75 hingga 100 cm saat ditanam dari dasar polybag, dan performa terbaiknya ( tegas, kuat, daun hijau dengan ukuran normal, dan akar normal).
Penyiapan lahan dan pemeliharaan tanaman
A. Pengolahan Lahan dan Penanaman
Singkirkan pohon-pohon besar dan bebatuan dari lahan agar pengolahan tanah dan distribusi sinar matahari tidak terhalang. Buat lubang tanam sedalam kurang lebih 0,75 m, panjang 0,6 m, dan lebar 0,6 m, dengan jarak tanam 5 m x 6 m atau 5 m × 5 m. Baris tanam harus diatur sejajar dengan timur dan barat untuk memastikan bahwa sinar matahari didistribusikan secara merata. Campur tanah galian dengan 20 kg bahan organik untuk menutupi lubang tanam, atau jika tanahnya tebal, 3 bagian tanah, 1 bagian pasir, dan 2 bagian pupuk kandang. Jika pH tanah di bawah 5,5, tambahkan 1 kg dolomit Tanamlah di awal musim hujan agar tanaman dapat menyesuaikan diri dengan cepat, kemudian pasang tiang pada setiap pohon untuk memastikannya tetap tegak meskipun diterpa angin kencang.
B. Pengaturan Cabang
Percabangan harus ditata dalam pola 1 - 3 - 9 sejak usia dini untuk mendapatkan perkembangan dan hasil yang terbaik. Setiap pohon memiliki satu batang utama, tiga cabang primer, dan tiga cabang pembantu setelah setiap cabang primer.
C. Pengairan
Sediakan irigasi yang cukup ketika terjadi pertumbuhan vegetatif baru, pembungaan, dan produksi buah. Keringkan ladang selama sekitar tiga bulan setelah panen untuk mendorong pembungaan.
D. Pemupukan
Pemupukan adalah proses penambahan unsur hara ke dalam kebun melalui tanah dan daun untuk memaksimalkan keuntungan tanpa menurunkan kualitas lingkungan secara nyata (pupuk kimia, bahan organik, kapur, dll).